Dalam bait puisi yang berjudul “Makna Kias Kering Kerontang”, terdapat penggunaan kiasan yang menarik perhatian. Pada bagian ini, kita akan membahas makna dari kias “kering kerontang” dalam bait tersebut.
Makna Kias adalah
Semua kata dan kalimat dalam sebuah tulisan memiliki tujuan untuk menyampaikan makna kepada pembaca. Menurut Abdul Chaer dan Liliana Muliastuti, dalam buku mereka yang berjudul Semantik Bahasa Indonesia, makna adalah pengertian atau konsep yang diungkapkan melalui ujaran atau lambang. Lambang tersebut dapat berupa kata-kata atau frasa-frasa.
Makna dapat dibagi menjadi berbagai jenis, dan para ahli memiliki pandangan yang berbeda mengenai jenis-jenis makna. Salah satu jenisnya adalah makna literal dan makna kiasan.
Menurut Abdul Chaer dan Liliana Muliastuti dalam buku Semantik Bahasa Indonesia, mereka menjelaskan bahwa makna kias adalah makna yang tidak sebenarnya yang terdapat dalam sebuah kata atau frasa, sementara makna lugas adalah makna yang sesungguhnya.
Misalnya, kata “meleleh” dapat memiliki dua makna yang berbeda tergantung pada konteks penggunaannya. Sebagai contoh, kita bisa melihat kalimat-kalimat berikut ini: 1) Ketika es batu dibiarkan pada suhu ruang, ia akan mencair atau meleleh. 2) Hati seseorang bisa merasa sangat tersentuh dan hancur ketika mendengar pernyataan cinta yang tulus.
Makna Kias “Kering Kerontang” Pada Bait Puisi Tersebut Adalah
Dalam bait puisi tersebut, terdapat penggunaan istilah “kering kerontang” yang memiliki makna kias. Istilah ini tidak secara harfiah mengacu pada keadaan tanah yang kering dan gersang, melainkan digunakan untuk menyampaikan perasaan kesedihan dan keputusasaan. Dengan menggunakan kata-kata ini secara figuratif, penyair ingin mengekspresikan suasana hatinya yang hampa dan tidak bersemangat. Makna kias ini memberikan dimensi emosional tambahan pada bait puisi tersebut.
Makna Kiasan Kering Kerontang
Misalnya, jika seseorang mengatakan “Sungai di desa itu sudah kering kerontang”, artinya sungai tersebut tidak memiliki air sama sekali atau hanya tersisa sedikit air yang tersendat-sendat. Begitu juga dengan kata-kata seperti “sawah yang biasanya hijau sekarang menjadi kering kerontang” berarti tanaman padi di sawah tersebut mati karena kurangnya air.
Makna Kias Kering Kerontang Pada Bait Pu Tersebut Adalah
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, makna kias adalah makna yang tidak sesuai dengan arti harfiah kata atau frasa tersebut. Namun, apakah ada perbedaan antara makna kias dan majas? Mari kita cari tahu lebih lanjut.
Tak sedikit yang mengira bahwa makna kias dan majas itu sama, lho. Hal ini dikarenakan majas umumnya digunakan sebagai perandaian dalam melukiskan atau menjelaskan sesuatu. Lalu, dalam majas juga biasanya terkandung makna yang tidak sebenarnya, contohnya matanya berbinar seperti bintang.
Akan tetapi, perlu diketahui bahwa makna kias dan majas adalah hal yang berbeda, ya. Majas adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain, sedangkan makna kias adalah bentuk makna bukan sebenarnya yang terkandung dalam kata atau frasa.
Dalam puisi, terdapat penggunaan makna kias yang menjadi bagian penting dari majas. Makna kias digunakan untuk menyampaikan suatu perandaian melalui kata-kata dan frasa-frasa.
Makna kias dan konotasi seringkali disamakan, meskipun sebenarnya keduanya memiliki perbedaan. Abdul Chaer menjelaskan bahwa konotasi merujuk pada nilai emosional yang terkait dengan sebuah kata, sedangkan makna kias lebih mengacu pada makna tidak harfiah dari sebuah kata.
Misalnya, kata cewek, perempuan, dan wanita memiliki arti yang sama yaitu jenis kelamin atau gender. Namun, ketiga kata tersebut memiliki nuansa yang berbeda-beda. Wanita terdengar lebih positif dan formal, perempuan terdengar positif namun sedikit lebih santai dalam situasi semi formal, sementara cewek terdengar agak negatif dan non formal.
Makna Kias Kering Kerontang Pada Bait Puisi Tersebut Adalah
Artikel ini membahas tentang makna kias yang terdapat dalam bait puisi. Dalam konteks ini, kias memiliki arti yang berbeda dengan maja dan konotasi. Makna dari kias “kering kerontang” pada bait puisi tersebut akan dijelaskan lebih lanjut.
Suasana apa yang terlihat dalam pu kerontang?
Daftar:
– Puisi ini mencerminkan perasaan ketidakberdayaan dan hilangnya harapan.
– Kata-kata pada larik tersebut memperlihatkan waktu yang berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas.
– Perasaan kosong dan hampa di dalam jiwa manusia tercermin melalui larik tersebut.
– Pesannya adalah tentang kondisi emosional seseorang yang sedang merasakan keputusasaan serta kesedihan mendalam karena merasa tidak memiliki arti atau makna hidup.
Makna Kias “Kering Kerontang” Pada Bait Pu Tersebut Adalah
Makna kias sering digunakan dalam berbagai jenis karya sastra seperti puisi, syair, novel, dan cerpen. Contoh-contohnya dapat ditemukan dalam contoh-contoh berikut ini. Mari kita lihat beberapa contohnya!
Makna Kias dalam Pu
Dalam bait puisi tersebut, terdapat kata-kata yang memiliki makna kias. Salah satunya adalah “kering kerontang” pada baris kedua. Makna kias dari frasa ini adalah keadaan yang sudah habis atau kosong. Dengan demikian, penyair menyampaikan bahwa waktu hampir atau telah berakhir melalui penggunaan kata-kata tersebut.
Kedua, terdapat kata berdiri dan menepi pada baris ketiga yang memiliki arti kias angin mulai jarang muncul dan dirasakan oleh penyair. Selanjutnya, ada kata berlari terkikik pada baris lima yang dapat diartikan sebagai kias kuda sudah pergi meninggalkan rerumputan. Kemudian, terdapat juga kata tinggal jejak kaki yang mengandung makna kias hanya sisa kenangan saja..
Makna kias dalam bait puisi tersebut memberikan pengalaman yang lebih mendalam bagi pembaca melalui penggunaan kata-kata yang tidak secara harfiah. Selain contoh di atas, makna kias juga sering digunakan dalam banyak puisi lainnya. Coba temukan dan berbagi dengan Pijar Belajar tentang makna kias dalam puisi lain yang kamu temukan!
Makna Kias dalam Syair
Selain dalam puisi, makna kias juga biasa ditemukan dalam syair. Yuk, kita sama-sama simak contoh syair berikut ini.
Jika kita perhatikan bait puisi di atas, terdapat beberapa penggunaan kias dalam kata-kata yang digunakan. Salah satunya adalah penggunaan kata “bangsa muda” pada baris kedua bait kedua. Kata “bangsa muda” dalam baris tersebut mengacu pada anak-anak muda. Penggunaan kata “bangsa” di sini melambangkan Abdul Hamid yang merupakan seorang pangeran dan pewaris seluruh bangsanya..
Dalam bait ketiga baris ketiga syair di atas, terdapat kata gulana yang memiliki makna kias sebagai bimbang atau bingung. Frasa bimbang gulana digunakan untuk menekankan keadaan yang sangat bimbang atau ragu-ragu.
Itulah penjelasan mengenai makna kias yang dapat Anda pelajari. Apakah Anda sudah lebih memahami tentang makna kias sekarang? Jika Anda ingin belajar lebih lanjut tentang makna kias dan gaya bahasa dalam menulis teks Bahasa Indonesia, Pijar Belajar menyediakan banyak materi pembelajaran menarik yang cocok untuk Anda!
Aplikasi Pijar Belajar menyediakan berbagai konten pembelajaran untuk siswa SD, SMP, dan SMA, yang super lengkap dan mudah dipahami. Mulai dari latihan soal, pembahasannya, rangkuman, hingga video materi dan mini quiz ada semua, lho , di Pijar Belajar.
Makna dari kias “kering kerontang” pada bait puisi tersebut adalah.
Ayo, unduh aplikasi Pijar Belajar atau klik iklan di bawah ini untuk memulai proses belajar sekarang!
Gerak Awan, Waktu dan Angin
Pilihan kata-kata seperti “awan bergerak seiring waktuku yang kerontang” menunjukkan bahwa waktu juga terasa hampa dan tidak memberikan harapan bagi penyair. Keputusasaan itu semakin diperkuat dengan penggunaan kata “kesunyian”, yang menyiratkan kesepian dan ketidakberdayaan.
Makna dari kata kias
Kedua, kias ini juga bisa melambangkan perasaan hampa dan kosongnya hati seseorang. Seperti tanah yang retak-retak karena kurang air, hati manusia pun dapat menjadi rapuh akibat kehilangan cinta atau pengalaman pahit lainnya.
Dalam konteks puisi tertentu, makna kias “kering kerontang” juga bisa digunakan untuk menyindir kondisi sosial-politik suatu negara atau sistem pemerintahan yang korup dan tidak adil. Sebagaimana tanah tandus tak subur bagi pertumbuhan tumbuhan hijau, negara dengan sistem seperti itu akan membuat rakyatnya menderita secara ekonomi maupun sosial.
Pengertian Kata-kata Kiasan
Kata kiasan adalah salah satu bentuk penggunaan bahasa yang sangat tidak formal. Dalam arti sebenarnya, kata-kata tersebut memiliki makna yang berbeda dengan apa yang sebenarnya dimaksudkan dalam konteks tertentu. Namun, penggunaan kiasan dalam tulisan atau puisi memberikan rasa keindahan dan penekanan pada pentingnya hal-hal yang ingin disampaikan.
P.S. Menulis bahasa Indonesia untuk Indonesia merupakan prinsip penting dalam menulis teks-teks resmi maupun nonresmi di negara kita tercinta ini. Hal ini bertujuan agar pesan-pesan dapat tersampaikan dengan jelas dan mudah dipahami oleh pembaca tanpa adanya kesalahpahaman akibat penggunaan bahasa asing atau slang yang kurang dikenal oleh masyarakat umum.
Dengan demikian, mari kita terus menjaga keaslian bahasa Indonesia serta meningkatkan pemahaman akan makna-makna kias dalam tulisan-tulisan kita sehingga pesan-pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan baik dan efektif.
Contoh-contoh Kata Kiasan
P.S. Menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar merupakan tanggung jawab kita sebagai penulis. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu menggunakan bahasa Indonesia dengan tepat agar pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami dengan jelas oleh pembaca.
Contoh Diksi dalam Pu
Daftar contoh diksi dalam puisi:
1. “Sang Surya” – kata ganti dari Matahari
2. “Menggapai Asa” – kata ganti dari Mengejar Cita-Cita
5. “Hujan deras melanda bumi” – deskripsi cuaca dengan menggunakan kata-kata yang kuat dan intens
Hubungan antara rasa dan tema dalam pu
Tema adalah pokok pikiran dasar yang menjadi landasan untuk mengembangkan dan membuat puisi. Tema ini mencerminkan gagasan utama atau pesan yang ingin disampaikan oleh penyair kepada pembaca. Dalam sebuah puisi, tema dapat beragam, seperti cinta, alam, kehidupan, kematian, perjuangan hidup, dan masih banyak lagi. Pemilihan tema dalam puisi sangat penting karena akan mempengaruhi isi dan gaya penulisan selanjutnya.
Rasa merupakan sikap emosional atau perasaan yang diungkapkan oleh penyair melalui kata-kata dalam puisinya. Ungkapan rasa ini erat kaitannya dengan latar belakang pribadi sang penyair seperti agama, pendidikan, kelas sosial, jenis kelamin,dan pengalaman hidupnya sendiri. Rasa juga bisa dipengaruhi oleh suasana hati saat menulis puisi tersebut. Misalnya saja jika seorang penyair sedang bahagia maka ungkapan rasa dalam puisinya akan lebih ceria dan positif.
P.S: Menulis bahasa Indonesia untuk Indonesia